Kamis, 17 Mei 2012

Fantasi Onani

Kali ini bukan cerita yang akan saya tulis. Ini hanya sekedar fantasi yang sering saya gunakan ketika beronani. Tentu saja, fantasi saya kebanyakan mengacu pada polisi. Memainkan kontol polisi sudah menjadi salah satu hasrat terpendam saya sejak lama. Mudah-mudahan ada seorang polisi di luar sana yang mau saya layani.

Kalau akhirnya ada polisi yang mau diajak main, ini salah satu fantasi saya.

Polisi itu harus berseragam lengkap, namun tanpa senjata. Pada awalnya polisi itu berdiri di hadapan saya dengan posisi istirahat di tempat (lebih seru lagi dengan tangan terborgol). Saya akan merangkul polisi itu dan memberikan ciuman-ciuman ringan. Salah satu tangan memegang kepala si polisi untuk mengelus-elus rambutnya sambil berciuman. Satunya lagi akan menjelajahi tubuh polisi itu, dimulai dari leher. Turun perlahan-lahan ke bagian dada...

Berhenti di sana sejenak untuk mengagumi dada polisi itu. Ciuman digantikan dengan pandangan dengan si polisi. Kali ini dua tangan yang bebas akan menjelajahi kedua belah dada. Tanpa membuka seragamnya, saya akan mengelus-elus dada polisi itu, mencari-cari puting susunya, dan mencubit-cubitnya. Semakin polisi itu membuka mulut dan mendesah, semakin ganas cubitan saya.

Puas bermain dengan dada, saya akan memeluk polisi itu dari belakang. Ia tetap dalam posisi istirahat di tempat, sehingga tangannya akan menyentuh kontol saya. Saya akan biarkan polisi itu memainkan kontol saya, sementara saya sendiri menjilati lehernya dan sesekali berbisik untuk membangkitkan gairahnya. "Mas kok gagah sekali, perutnya bidang..." Sambil mengelus-elus perutnya. "Tentunya itunya perkasa ya Mas?" Begitu si polisi bertanya, "Itunya apa?" saya akan menjawab dengan semesra mungkin, "kon...tol...nya" sambil akhirnya dengan cepat meraih kontolnya dan meremasnya untuk mengejutkan polisi itu. Sambil meremas-remas kontolnya, saya tetap membisikkan kata-kata pembakar gairah, misalnya "Wow Mas kontolnya besar, pasti jantan nih Masnya, polisi pula. Polisi pasti jantan kan ya Mas? Jantan pasti bisa ngaceng kaya Masnya ini, besar, kuat, tegang, liat... Kontol polisi, hmmm... Pasti nikmat maininnya." Saya ingin membuat polisi itu merasa sangat jantan namun tak berdaya dalam waktu bersamaan, karena kontolnya ada di kendali saya.

Selanjutnya, saya akan berlutut di depan kontol polisi itu. Saya sapukan wajah saya di kontol si polisi, yang diharapkan sudah ngaceng berat. Saya sundul-sundul bola-bolanya menggunakan hidung, sambil menghirup aroma kejantanan si polisi. Masih tetap tanpa melepaskan celana dinasnya, saya akan memijat kontolnya menggunakan bibir. Seluruh bagian kontol tak akan ketinggalan untuk dimainkan, terutama bola-bolanya. Saya suka memainkan bola-bola kejantanan.

Rangsangan itu akan terus saya lakukan sampai akhirnya si polisi ngaceng berat hingga memohon-mohon untuk diservis, atau paling tidak ketika precum sudah meleleh membasahi celana dinasnya. Si polisi tak akan saya izinkan untuk membuka seragamnya supaya ia terlihat lebih jantan. Saya akan berdiri dan mencium si polisi kembali, sambil salah satu tangan melucuti resleting celananya dan merogoh ke dalam. Saya akan buat polisi itu penasaran sedikit dengan hanya mengelus-elus sambil meremas pelan bonggolan kontol itu, sambil terus berciuman. Sesekali saya buat polisi itu mengerang kuat dengan meremas kejantanannya cukup kuat; sedikit sakit namun setelahnya terasa enak dan mencandu. Begitu si polisi tidak tahan lagi, akhirnya saya akan membebaskan batang kontolnya dari siksaan celana dinas ketatnya. Sambil masih berciuman, saya akan mengelus-elus batang kontol polisi itu dengan perlahan, mengoleskan precum yang terus meleleh di kepala kontolnya, tak peduli seberapa geli polisi itu, kalau perlu sampai berjingkat. Setelah puas berciuman, saya kembali jongkok untuk mengeluarkan bola-bolanya, lalu akan mengocok batang kontolnya sambil meremas-remas bola-bolanya.

Mudah-mudahan sampai di sini si polisi belum orgasme dan ejakulasi. Kalaupun ternyata si polisi tidak tahan, tentunya akan ada ronde kedua dan seterusnya. Polisi itu akan saya layani terus sampai tak ada lagi sperma tersisa di kantong zakarnya.

Tulisan ini saya sudahi dulu di sini karena saya terangsang berat memikirkannya. Kelanjutannya akan saya tuliskan berikutnya.

Pertemuan Tak Diinginkan

PERINGATAN: Konten ini mengandung materi dewasa dan homoseksualitas. Jika Anda tidak dapat menerima materi ini, segera tinggalkan blog ini.

Cerita ini datang dari salah satu rekan yang menyarankan I'm (Not) A Slave For You. Sekali lagi, saya tidak tahu persis kebenaran dan detailnya, jadi jika kebetulan Anda adalah orang yang saya maksud di cerita ini dan keberatan cerita Anda dipublikasikan, silakan hubungi saya untuk menariknya. Beberapa fiksi ditambahkan hanya untuk dramatisasi.