Kamis, 24 April 2014

[Catatan Fei] Update...! (bagian 2)

Oke, catatan sebelumnya mungkin cuma reaksi meletup atas status Facebook yang tiba-tiba muncul untuk menagih cerita baru.

I tell you, I have a life.

Saya juga punya kehidupan sendiri di luar kegiatan tulis-menulis dan berfantasi dengan polisi, tentara, atau satpam, yang semuanya hanya fantasi belaka alias belum (atau mungkin tidak akan pernah) terwujud. Jujur, saya lelah dengan kehidupan seperti ini. Bukan berarti lalu, eh, pembaca, saya carikan polisi/tentara/satpam dong untuk ML!, atau, eh, pembaca, kamu polisi/tentara/satpam? ML yuk?, nggak seperti itu juga lah. Ya memang saya ingin melakukan itu, tapi kalau bisa berteman dalam jangka panjang (tidak melulu berlandaskan ML), itu akan lebih baik. Percaya atau tidak, baru satu teman sejati (bahkan boleh saya bilang, pasangan) yang saya dapatkan melalui blog ini setelah empat tahun lebih blog ini rilis.

Jadi, kalau berteman di Facebook, YM, atau lainnya, mbok ya jangan tiap kali kirim pesan atau komentar status, tanyanya, "Mana cerita barunya? Kok ga ada? Kok lama amat?" Sudahkah Anda membaca catatan-catatan saya sebelumnya, entah itu yang ini atau yang ini? Jangan marah kalau saya tidak membalas pesan Anda; saya malah sudah sangat lebih dari siap untuk memutuskan pertemanan dengan Anda.

Malas baca? Oke, saya rangkum deh:

  1. Saya menulis tidak langsung jadi. Jangan dibayangkan nulis dalam sekali duduk langsung jadi dan hasilnya bagus; kalau iya, saya pasti sudah kaya raya sebagai novelis atau penulis skenario film. Coba lihat draf-draf yang sudah terbit. Banyak? Itu karena alasan berikutnya.
  2. Saya orangnya perfeksionis. Kalau ada draf yang akhirnya ngelantur, adegannya biasa-biasa saja, atau menurut teman nggak bagus, draf itu akan dibuang.
  3. Saya menulis hanya kalau minat. Sudah terbukti menulis saat tidak ada minat hasilnya tidak bagus.
  4. Saya punya pandangan, kualitas di atas kuantitas. Kalau mau kuantitas, MOTN banyak cerita. Saya tidak ingin bersaing dengan blog lain yang banyak cerita tapi isinya hanya ngambil dari blog lain (termasuk blog ini). Ya syukur-syukur kalau ada blog lain yang ceritanya banyak, orisinil, dan bagus-bagus; kalau nemu saya pasti sudah rekomendasikan selagi menunggu cerita baru jadi.
Masih belum paham juga? Ya good luck deh.


Buat yang lain, maaf yah kalau saya sampai menumpahkan kekesalan saya di sini. Harusnya ngomong langsung dengan orangnya saja lebih baik, tapi karena ada lebih dari satu orang yang sama, tapi di jaringan yang berbeda, saya rasa lebih baik pesan tersebut dijadikan satu saja di sini, supaya energi saya tidak terkuras untuk sebal gara-gara pertanyaan yang sama diulang-ulang terus (menjawabnya juga capek).

Kebetulan hari ini teman kamar sedang keluar seharian jadi saya bisa menulis di blog ini. Pikiran masih penuh sebenarnya, tapi saya coba sambung sedikit-sedikit beberapa draf yang kemarin.

Untuk bonus, nih satu draft lagi, tapi saya nggak terlalu yakin hasil akhirnya bakal tetap.

Penikmat Polisi


Tanpa ragu lagi kudekati komandan polisi itu, dan langsung kucekal selangkangannya. Kuremas-remas bonggol komandan itu. Agak kaget, ia mengerang keras dan protes. "Pelan-pelan dong!"
"Ah masa gini aja ga kuat Ndan," cemoohku sambil meremas kontolnya lagi. Ia pun mengerang lagi. "Dasar... kalau bukan gara-gara permintaan Karis, kau pasti sudah masuk penjara! Jebol pantatmu pasti!"
"Kalau bukan aku yang menjebol pantat mereka duluan Ndan," ujarku sambil mengatur jemariku untuk remasan-remasan sensual. Dan benar saja, komandan itu akhirnya mendesah. Seorang polisi lagi mendekapku dari belakang dan meremas-remas kontolku dari balik celana jinsku, sementara polisi lain berada dalam jangkauan tanganku yang bebas dan kontolnya tak luput dari sasaran remasan tanganku. Karisma sendiri malah sudah mengerang-erang dihisap rekannya--ah dasar pacarku yang satu itu... "Kontol bule gede ya," ujar komandan itu sambil menepis tangan anak buahnya dan meremas-remas kontolku agak kasar, membalas perlakuanku tadi. "Menurut Komandan?"
"Raksasa." Memang, kontolku sangat besar untuk ukuran orang Indo. Panjangnya hampir 25 cm dan tebalnya 6 cm. Aku tidak disunat. Testisku mungkin sama besarnya dengan buah jambu. "Aku suka kontol jumbo." Tanpa permisi lagi ia langsung membuka resleting celanaku, mengeluarkan kontolku, dan menghisapnya. Polisi yang mendekapku dari belakang pun mulai menggesek-gesekkan kontolnya di pantatku, tegang dan keras. Dua orang polisi lagi menikmati remasan-remasan sensualku di kontol yang terbalut celana coklat kepolisian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda akan dimoderasi sebelum ditayangkan. Berkomentarlah sopan dan terjaga. Promosi akan otomatis dihapus. Tuliskan juga jika Anda tidak ingin komentar ditayangkan (misalnya jika hanya memberi informasi).